Sabtu, 29 November 2014

masa remaja oleh Lu'lu'il Maknunah dan kawan-kawan



BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Masa remaja merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia yang sering digambarkan dengan masa yang paling indah, dan tidak terlupakan karena penuh dengan kegembiraan dan tantangan (Kartini Kartono, 1992).Masa remaja adalah masa peralihan dari anak menuju dewasa (Hurlock, 1993), karena pada fase ini remaja secara fisik telah mengalami perkembangan sebagaimana layaknya orang dewasa dan perkembangan fisik ini selanjutnya mengarahkan remaja kepada pembentukan dan pencarian identitas dirinya (Santrock, 1995). Perkembangan fisik membuat remaja merasa dirinya telah dewasa dan harus mendapat peran yang sama sebagaimana orang dewasa dalam membuat keputusan, menentukan kegiatan, menentukan tempat sekolah dan lain sebagainya. Sementara disisi lain perkembangan fisik yang telah matang pada remaja tersebut tidak diikuti dengan kematangan emosi, kognitif dan ranah psikologis yang lain, sehingga para orang dewasa masih menganggap mereka sebagai anak-anak yang membutuhkan pengasuhan bukan dukungan, yang membutuhkan perlindungan bukan bimbingan dan membutuhkan sosialisasi bukan pengarahan. Kekaburan peran ini menjadikan masa remaja menjadi masa yang penuh dengan goncangan (orang barat menyebutnya dengan sturm und drung), masa peralihan dan masa pencarian identitas (Hurlock, 1993, Darajad, 1970,Bisri, 1995, Monks, 2002). Hal ini juga identik dengan kata ’pemberontakan’, dalam masalah psikologi sendiri sering disebut masa storm and stress karena banyaknya goncangan-goncangan dan perubahan-perubahan yang cukup radikal dari masa sebelumnya (Kartini Kartono, 1992).





B. Rumusan Masalah
            Dari latar belakang di atas, penulis menarik beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apa pengertian remaja?
2.      Apa saja tugas perkembangan masa remaja?
3.      Perkembangan fisik?
4.      Pengertian perkembangan kognitif?
5.      Pengertian perkembangan psikososial?
C.Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.        Untuk mengetahui pengertianremaja.
2.        Untuk mengetahuimacam-macam tugas perkembangan remaja.
3.        Untuk mengetahui perkembangan fisik remaja.
4.        Untuk mengetahui pengertian perkembangan kognitif.
5.        Untuk mengetahui pengertian perkembangan psikososial.










BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Remaja
Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun.Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara.Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.
Dilihat dari bahasa inggris "teenager", remaja artinya yakni manusia berusia belasan tahun.Dimana usia tersebut merupakan perkembangan untuk menjadi dewasa. Oleh sebab ituorang tua dan pendidik sebagai bagian masyarakat yang lebih berpengalaman memiliki peranan penting dalam membantu perkembangan remaja menuju kedewasaan.
Remaja juga berasal dari kata latin "adolensence" yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1992).Remaja memiliki tempat di antara anak-anak dan orang tua karena sudah tidak termasuk golongan anak tetapi belum juga berada dalam golongan dewasa atau tua.Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.
Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek / fungsi untuk memasuki masa dewasa.Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria.
Sedangkan menurut Zakiah Darajat (1990: 23) remaja adalah: Masa peralihan di antara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang. Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.
B.  Tugas Perkembangan Masa Remaja
            Havigrust (dalam Muhammad Ali, 2008: 171) mendefinisikan tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar satu periode tertentu dari kehidupan individu dan jika berhasil akan menimbulkan fase bahagia dan membawa keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Akan tetapi kalau gagal akan menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.
Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meningkatkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa. Adapun tugas-tugas perkembangan remaja menurut Hurlock (dalam Muhammad Ali, 2008 : 10) adalah :
1.      Mampu menerima keadaan fisiknya;
2.      Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa;
3.      Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis;
4.      Mencapai kemandirian emosional;
5.      Mencapai kemandirian ekonomi;
6.      Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat;
7.      Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua;
8.      Mengembangkan perilaku tanggung jawab social yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa;
9.      Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.
10.  Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.
C.  Perkembangan Fisik Remaja
Perubahan yang paling dirasakan oleh remaja pertama kali adalah perubahan fisik.Pada masa remaja ditandai dengan adanya pertumbuhan fisik yang cepat, dan hal ini dipandang sebagai suatu hal yang penting sehingga berdampak pula pada aspek psikologis.Tanda-tanda perubahan fisik dari masa remaja terjadi dalam konteks pubertas, yang mana dalam konteks ini kematangan oragan-oragan seks dan kemampuan reproduktif bertumbuh dengan cepat.
Menurut Zigler dan Sevenson (dalam Desmita, 2008) secara garis besar perubahan fisik pada masa remaja dapat dikelompokkan dalam dua kategori yaitu perubahan-perubahan yang berhubungan dengan pertumbuhan fisik dan perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan karakteristik seksual. Beberapa dimensi perkembangan fisik pada masa remaja akan diuraikan dalam ulasan berikut.
Perubahan tinggi dan berat badan
Tinggi rata-rata anak laki-laki dan perempuan pada usia 12 tahun adalah sekitar 59 atau 60 inci (± 150cm). Pada usia 18 tahun, tinggi rata-rata remaja laki-laki adalah 69 inci, sedangkan tinggi rata-rata remaja perempuan hanya 64 inci. Untuk anak perempuan tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada usia sekitar 11 atau 12 tahun dan 13 dan 14 tahun untuk anak laki-laki. Dalam tahun itu tinggi kebanyakan anak perempuan bertambah sekitar 3 inci dan tinggi kebanyakan anak lelaki bertambah lebih dari 4 inci (Zigler dan Sevenson, dalam Desmita, 2008).
Faktor yang menyebabkan laki-laki rata-rata lebih tinggi dari perempuan adalah karena laki-laki memulai pertumbuhan mereka dua tahun lebih lambat dibandingkan dengan anak-anak perempuan.Dengan demikian anak laki-laki mengalami penambahan pertumbuhan selama dua tahun pada masa anak-anak. Tinggi rata-rata anak perempuan terjadi pada saat ia memulai masa percepatan pertumbuhan, yakni sekitar 54 atau 55 inci, secangkan bagi laki-laki sekitar 59 atau 60 inci. Karena penambahan tinggi anak laki-laki dan perempuan selama masa remaja sekitar 9 atau 10 inci maka perempuan pada akhirnya lebih pendek dibanding dengan rata-rata laki-laki.(Seifert dan Hoffnung, dalam Desmita, 2008).
Pada masa remaja, selain terjadi pertumbuhan terjadi juga pertambahan berat badan.Pertambahan berat badan ini sekitar 13 kg untuk anak laki-laki dan 10 kg bagi anak perempuan. Meskipun berat badan ikut bertambah seiring proses pertumbuhan namun ia dapat lebih mudah dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya pola hidup, asupan nutrisi, diet dan latihan.
Perubahan Proporsi Tubuh
Pertambahan tinggi dan berat badan berhubungan juga dengan proporsi tubuh.Misalnya bagian-bagian tubuh tertentu yang dulunya kecil saat masa anak-anak, pada masa remaja berubah menjadi besar.Hal ini dapat dilihat dengan jelas pada pertumbuhan tangan dan kaki, yang kadang tidak proporsional.
Perubahan lain dalam proporsi tubuh juga terlihat pada perubahan ciri-ciri wajah, di mana wajah anak-anak mulai menghilang. Terjadi perubahan struktur kerangka, pertumbuhan otot.Pertumbuhan otot ini perkembang seiring dengan bertambahnya tinggi badan.Pertumbuhan otot laki-laki lebih cepat karena mereka memiliki lebih banyak jaringan otot.
Kematangan Seksual
Kematangan seksual terjadi dengan pesat pada awal masa remaja.Periode ini disebut masa pubertas.Kematangan seksual sebagai suatu rangkaian perubahan fisik pada masa remaja ditandai dengan perubahan ciri-ciri seks primer (primary sex characteristics) dan ciri-ciri seks sekunder (secondary sex characteristics).Tanda-tanda kematangan seksual remaja dapat diuraikan sebagai berikut.
Perubahan ciri-ciri seks primer
Yang dimaksud dengan ciri-ciri seks primer adalah ciri-ciri fisik yang secara langsung menunjuk pada proses reproduksi yang khas membedakan laki-laki dan perempuan. Dengan demikian antara laki-laki dan perempuan terdapat perbedaan ciri-ciri seks primer.
Pada remaja pria, perubahan ciri-ciri seks primer dapat dilihat pada pertumbuhan yang cepat pada penis dan skrotum dan mengalami mimpi basah untuk pertama kalinya.Perubahan ini sangat dipengaruhi oleh hormon perangsang yang diproduksi oleh kelenjar bawah otak (pituitary gland).Hormon ini merangsang testis yang terdapat pada skrotum sehingga testis menghasilkan hormon testosteron dan androgen serta spermatozoa.Sperma yang diproduksi ini memungkinkan untuk mengadakan reproduksi.
Pada remaja wanita, perubahan ciri-ciri seks primer ditandai dengan menarche atau munculnya periode menstruasi untuk pertama kalinya.Munculnya peristiwa menstruasi sangat dipengaruhi oleh perkembangan indung telur (ovarium), yang berfungsi memproduksi sel-sel telur (ovum) serta hormon estrogen dan progesteron.Hormon progesteron bertugas mematangkan sel telur sehingga siap untuk dibuahi.Sementara hormon estrogen berfungsi membantu pertumbuhan ciri kewanitaan pada tubuh seseorang seperti pembesaran payudara dan pinggul serta mengatur siklus haid.Ketika percepatan pertumbuhan mencapai puncaknya ciri-ciri seks primer pada wanita meliputi ovarium, uterus, vagina, labia dan klitoris mengalami perkembangan pesat.
Perubahan ciri-ciri seks sekunder
Ciri-ciri seks sekunder merupakan tanda-tanda fisik yang tidak berhubungan secara langsung dengan proses reproduksi namun manjadi penanda khas yang membedakan seorang laki-laki dan perempuan; merupakan konsekuensi dari bekerjanya hormon-gormon pria dan wanita. Pada anak lelaki, ciri-ciri seks sekunder yang terjadi antara lain tumbuhnya kumis dan janggut, jakun, suara menjadi berat, bahu dan dada melebar, tumbuh bulu di ketiak, dada, kaki, tangan dan daerah kelamin serta otot-otot menjadi kuat. Pada anak perempuan tanda-tanda fisik ini berupa payudara dan pinggul membesar, suara menjadi halus, tumbuh bulu di ketiak dan sekitar kemaluan.
D.  Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif ialah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa.
Ada beberapa pendapat dalam mendeskripsikan perkembangan kognitif, diantaranya adalah:
·         Menurut pieget perkembangan kognitif seorang anak terjadi secara bertahap, lingkungan tidak tidak dapat mempengaruhi perkembangan pengetahuan anak. Seorang anak tidak dapat menerima pengetahuan secara langsung dan tidak bisa langsung menggunakan pengetahuan tersebut, tetapi pengetahuan akan didapat secara bertahap dengan cara belajar secara aktif dilingkungan sekolah.
·         Menurut Vygotsky  lebih menekankan pada konsep sosiokultural, yaitu konteks social dan interaksi dengan orang lain dalam proses belajar anak. Vygotsky juga yakin suatu pembelajaran tidak hanya terjadi saat disekolah atau dari guru saja, tetapi suatu pembelajaran dapat terjadi saatsiswa bekerja menangani tugas-tugas yang belum pernah dipelajari sekolah namun tugas-tugas itu bisa dikerjakannya dengan baik.
Karakteristik Pemikiran Remaja
Karakteristik pemikiran remaja berupa :
Perkembangan kognitifsosial : remaja mengembangkan suatu egosentrisme khusus, remaja yakin bahwa orangtua memperhatikan dirinya sebagaimana halnya dengan dirinya sendiri.
Rasa unik pribadi remaja membuat mereka merasa bahwa tidak seorangpun dapat mengerti bagaimana perasaan mereka sebenarnya.
Ada beberapa ciri pemikiran praoperasional formal pada remaja :
Abstrak : mampu memunculkan kemungkinan-kemungkinan hipotesis atau dalil-dalil dan penalaran yang benar-benar abstrak.
Idealis: Mulai berpikir tentang ciri-ciri ideal bagi mereka sendiri, orang lain dan dunia, dan membandingkan diri mereka dengan orang lain dan standar-standar   ideal ini.
Logis: Mulai  mampu  mengembangkan hipotesis atau dugaan terbaik akan jalan keluar suatu masalah, menyusun rencana-rencana untuk memecahkan masalah-masalah dan menguji pemecahan-pemecahan masalah secara sistematis.
Tahap dalam Perkembangan Kognitif Remaja
Menurut piaget perkembangan kognitif remaja terbagi dalam empat tahap, yaitu:
1.Tahap sensorimotor (0-2 tahun)
Manusia mengetahui dunia melalui aksi-aksinya terhadap lingkungannya, seperti menyedot, meraih, mengikuti arah, dll.
2. Tahap praoperasional (2-7 tahun)
Anak-anak mengekploitasi kemampuan yang baru dicapainya serta mengembangkannya.
3. Tahap operasi konkrit (7-11 tahun)
Anak-anak mulai mampu menggunakan operasi-operasi berpikir karena anak telah mencapai struktur-struktur logikmatematik.
4. Tahap operasi  formal (11 tahun ke atas atau awal remaja hingga dewasa)
Operasi-operasi berpikir tidak lagi terbatas pada obyek-obyek konkrit, tetapi dapat pula pada proposisi verbal dan kondisi hipotetik.
Perubahan Perkembangan Kognitif Remaja
Ada 5 perubahan perkembangan kognitif anak remaja:
1.      Remaja sudah bisa melihat ke depan (future) ke hal-hal yang mungkin, termasuk terbatasannya dalam memahami realita. atau sistem abstraksi, pendekatan dan penalaran yang sistematis (logis-idealis), sampai ke berfikir hipotetis adalah berdampak pada perilaku sosial, berperan dalam meningkatkan kemampuan membuat keputusan.
2.       Remaja mampu berfikir abstrak. Kemampuan ini berdampak dan dapat diaplikasikan dalam proses penalaran dan berfikir logis.
3.      Remaja mulai berfikir lebih sering tentang berfikir.berfikir  itu sendiri biasa dikenal dengan istilah Metacognition, yaitu monitoring tentang aktivitas kognitifnya sendiri selama proses berfikir,  menjdkannya instrospektif, terkait dengan adolescence egocentrism.
4.       Pemikirannya lebih multidimensional dibandingkan singular  karena mampu melihat dr berbagai perspektif dan lebih sensitif pada kata-kata sarkastik, sindiran “double entendres”.
5.       Remaja mengerti hal-hal yang bersifat relatif, tidak selalu absolut dan sering muncul saat remaja meragukan sesuatu dan ditandai dengan seringnya berargumentasi dengan orang tua terutama tentang nilai-nilai moral.
E. Perkembangan Psikososial Remaja
      1. Perkembangan Psikososial Remaja Awal ( 10 – 14 Tahun )
a. Tahap Perkembangan
·         Cemas terhadap pemampilan Badan /fisik
·         Perubahan Hormonal
·         Menyatakan kebebasan dan merasa sebagai seorang individu, tidak hanya sebagai seorang anggota keluarga
·         Perilaku memberontak dan melawan
·         Kawan menjadi lebih penting
·         Perasaan memiliki terhadap teman sebaya Anak Laki-laki : membentuk gang, kelompok, anak perempuan : mempunyai sahabat.
·         Sangat menuntut keadilan, tapi cenderung melihat sesuatu sebagai hitam putih serta dari sisi pandang mereka sendiri
b.    Dampak Terhadap Anak
·         Kesadaran diri meningkat (self consciousness)
·         Pemarah, anak laki-laki yang tadinya baik dapat menjadi lebih agresif,mungkin pula timbul jerawat baik pada anak laki-laki maupun. Perempuan .Bereksprerimen dengan cara berpakaian, berbicara dan cara penampilan dirim sebagai suatu usaha untuk mendapatkan identitas baru
·         Kasar
·         Menuntut memperoleh kebebasan
·         Ingin tampak sama dengan teman yaitu dalam cara berpakaian, gaya rambut, mendengarkan musik dan lain-lain
·         Pengaruh teman dan orang–tua teman menjadi sangat besar.
·         Remaja tidak mau berbeda dari teman sebaya
·         Mungkin tampak tidak toleransi dan sulit berkompromi, Mungkin pula timbul iri hati terhadap saudara kandung dan seringkali ribut dengan mereka.
c.    Efek Terhadap Orang-Tua
·         Orang-tua mungkin menganggap anak “ ter fokus pada dirinya “.
·         Orang tua mungkin menenmukan kesulitan dalam hubungan dengan remaja
·         Orang tua merasa ditolak dan sulit menerima keinginan anak yang berbeda dari mereka
·         Orang-tua perlu menangani anak secara hati-hati, bila ingin mempertahankan hubung baik.
·         Orang–tua merasa tidak mudah membuat keseimbangan antara “permisif “ dan” over protective “
·         Orang tua mungkin terganggu oleh tuntutan finansial dan gaya hidup anak
·         Orang–tua merasa kurang enak karena dikritik oleh anaknya sendiri. Kadang-kadang terjadi bentrok dengan peraturan keluarga.
·         Orang tua harus meninjau sikapnya untuk mengatasi perasaan “ tidak adil “
2.      Perkemabangan Psikososial Remaja Pertengahan ( 15 – 16 Tahun )
a.    Tahap Perkembangan
·         Lebih mampu untuk berkompromi
·         Belajar berpikir secara independen dan membuat keputusan sendiri
·         Terus menerus bereksperimen untuk mendapatkan cira diri yang dirasakan nyaman bagi mareka
·         Merasa perlu mengumpulkan pengalaman baru, mengujinya walaupun berisiko
·         Tidak lagi terfokus pada diri sendiri
·         Membangun nilai/norma dan mengembangkan moralitas
·         Mulai membutuhkan lebih banyak teman dan rasa setia kawan
·         Mulai membina hubungan dengan lawan jenis
·         Intelektual lebih berkembang dan igni tahu tentang  banyak hal. Mampu berpikir  secara abstrak, mulai berurusan dengan hipotesa
·         Berkembangnya ketrampilan intelektual khusus misalnya, kemampuan matematika, bahasa dan ilmu pengetahuan lainnya
·         Mengembangkan minat yang besar dalam bidang  seni dan olah raga seperti musik, seni lukis, tari, basket dan lain-lain
·         Senang bertualangan, ingin berpegian secara mandiri mengikuti kegiatan seperti memanjat tebing, naik gunung dan lain-lain
b.    Dampak Terhadap Anak
·         Lebih tenang, sabar dan lebih toleransi.
·         Dapat menerima pendapat orang lain, meskipun berbeda dengan pendapatnya  sendiri.
·         Menolak campur tangan orang tua untuk mengendalikannya kurang dapat  dipengaruhi dan teman tidak lagi berpengaruh besar.
·         Baju , gaya rambut,Sikap dan pendapat  mereka sering berubah-ubah.
·         Mulai bereksperiman dengan rokok ,  alkohol dan kadang-kadang Napza.
·         Lebih bersosialisasi dan tidak lagi pemalu.
·         Mempertanyakan ide dan nilai/ norma  yang diterima dari keluarga.
·         Ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengan teman dari pada dengan keluarga.
·         Mulai berpacaran ,tapi hubungan belum serius.
·         Mulai mempertanyakan sesuatu yang  sebelumnya tak berkesan . Ingin  mengikuti diskusi atau debat.
·         Mungkin tidak mendapat kesempatan untuk mengembangkan ketrampilan ini.
·         Mungkin mengabaikan pekerjaan sekolah karena adanya minat yang baru  ini.
·         Remaja merasa dirinya mampu sehingga mereka tidak mengikuti upaya penyelamatan diri yang dianjurkan.
c.    Efek Terhadap Orang Tua
·         Orang –tua secara bertahap merasakan  semakin mudah berhubungan dengan anaknya.
·         Orang-tua harus untuk memberikan kepercayaan kepada anak dan tidak terlalu mengendalikannya.
·         Oang-tua mungkin menanggapi sikap remaja secara serius dan kuatir akan jadi menetap.
·         Cemas terhadap risiko ini sehingga orang-tua cenderung membatasi dan menetapkan aturan.
·         Orang-tua melihat bahwa remaja siap untuk membina hubungan dekat.
·         Dapat menjadi masalah bila remaja menolak sikap yang mempunyai nilai tinggi bagi orang-tua.
·         Orang-tua cemas akan pengaruh teman.
·         Orang-tua cemas dan mungkin pula terlalu ikut campur.
·         Orang tua mempunyai kesempatan untuk lebih mengetahui anaknya.
·         Orang tua perlu menunggu sampai tahap remaja pertengahan sebelum menyimpulkan tentang keampuan intelektual anak.
·         Orang tua perlu mengenali bahwa anaknya memiliki kemampuan yang mungkin lebih dari dugaannya

3.      Perkembangan Psikososial Remaja Akhir
a.    Tahap Perkembangan
·         Ideal
·         Terlibat dalam kehidupan, pekerjaan dan hubungan diluar keluarga.
·         Harus belajar untuk mencapai kemandirian baik dalam bidang finansial maupun emosional.
·         Lebih mampu membuat hubungan yang stabil dengan lawan jenis.
·         Merasa sebagai orang dewasa  yang setara dengan anggota keluarga lainnya.
·         Hampir siap untuk menjadi orang  dewasa yang mandiri
b.    Dampak Terhadap Anak
·         Cenderung menggeluti masalah sosial/politik. Dapat pula menggeluti  nilai-nilai keagamaan dan bahkan pindah agama
·         Mulai belajar mengatasi stres yang dihadapinya, mungkin lebih senang pergi dengan teman daripada berlibur dengan keluarganya
·         Kecemasan dan ketidak pastian masa depan dapat merusak harga diri dan keyakinan diri
·         Mempunyai pasangan yang lebih serius dan banyak menghabiskan waktunya dengan mereka
·         Cenderung merasa pengalamannya berbeda dengan orang-tuanya
·         Mungkin ingin meninggalkan rumah dan hidup sendiri
c.   Efek Terhadap Orang-Tua
·         Orang tua menjadi tegang dan distres karena penolakan anak terhadap agama dan kepercayaannya sendiri
·         Keinginan orang-tua untuk melindungi anaknya dapat menimbulkan bentrokan
·         Orang-tua mungkin masih memberikan dukungan financial terhadap remaja yang secara emosional tidak lagi tergantung kepada mereka, Hal ini dapat membuat hubungan menjadi tidak mudah
·         Orang-tua cenderung cemas terhadap hubungan yang terlalu serius dan terlalu dini. mereka takut sekolah atau  pekerjaan akan terabaikan
·         Orang-tua mungkin berkecil hati menghadapi keadaan ini. Orang-tua perlu menyesuaikan bila akhirnya anak meninggalkan rumah.
BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
-          Anak remaja anda mungkin berbeda sedikit dari remaja lainnya. Setiap generasi memiliki kadar motif, gaya hidup, harapan dan mimpi yang berbeda. Tapi lingkungan sekolah dan pergaulan remaja sekarang sangatlah berbeda dari apa yang remaja dulu alami.
-          Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak menuju masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan, baik fisik maupun psikis.Perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik, dimana tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai pula orang dewasa.Pada periode ini pula remaja berubah secara kognitif dan mulai mampu berfikir abstrak seperti orang dewasa.Pada periode ini pula remaja mulai melepaskan diri secara emosional dari orang tua dalam rangka menjalankan peran sosialnya yang baru sebagai orang dewasa.













Daftar Pustaka

Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan. Bandung : Rosdakarya.
Hurlock, B. Elizabeth. 1993. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangg
Kartini Kartono. 1992. Psikologi Wanita Jilid 2 :Mengenal Wanita sebagai Ibu da
Nenek.Bandung : CV Mandar Maju.

Kartono, K. 1979. Psikhologi Anak. Bandung : Alumni

Syamsu Yususf, L.N. 2004.Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Remaja Rosdakarya

Tidak ada komentar: