BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja
merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia yang sering digambarkan
dengan masa yang paling indah, dan tidak terlupakan karena penuh dengan
kegembiraan dan tantangan (Kartini Kartono, 1992).Masa remaja adalah masa
peralihan dari anak menuju dewasa (Hurlock, 1993), karena pada fase ini remaja
secara fisik telah mengalami perkembangan sebagaimana layaknya orang dewasa dan
perkembangan fisik ini selanjutnya mengarahkan remaja kepada pembentukan dan pencarian
identitas dirinya (Santrock, 1995). Perkembangan fisik membuat remaja merasa
dirinya telah dewasa dan harus mendapat peran yang sama sebagaimana orang
dewasa dalam membuat keputusan, menentukan kegiatan, menentukan tempat sekolah
dan lain sebagainya. Sementara disisi lain perkembangan fisik yang telah matang
pada remaja tersebut tidak diikuti dengan kematangan emosi, kognitif dan ranah
psikologis yang lain, sehingga para orang dewasa masih menganggap mereka
sebagai anak-anak yang membutuhkan pengasuhan bukan dukungan, yang membutuhkan
perlindungan bukan bimbingan dan membutuhkan sosialisasi bukan pengarahan.
Kekaburan peran ini menjadikan masa remaja menjadi masa yang penuh dengan
goncangan (orang barat menyebutnya dengan sturm und drung), masa peralihan dan
masa pencarian identitas (Hurlock, 1993, Darajad, 1970,Bisri, 1995, Monks,
2002). Hal ini juga identik dengan kata ’pemberontakan’, dalam masalah
psikologi sendiri sering disebut masa storm and stress karena banyaknya
goncangan-goncangan dan perubahan-perubahan yang cukup radikal dari masa
sebelumnya (Kartini Kartono, 1992).
B. Rumusan Masalah
Dari
latar belakang di atas, penulis menarik beberapa rumusan masalah sebagai
berikut :
1.
Apa pengertian
remaja?
2.
Apa saja tugas perkembangan masa remaja?
3.
Perkembangan fisik?
4.
Pengertian perkembangan kognitif?
5.
Pengertian perkembangan psikososial?
C.Tujuan Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1.
Untuk
mengetahui pengertianremaja.
2.
Untuk
mengetahuimacam-macam
tugas perkembangan remaja.
3.
Untuk mengetahui perkembangan fisik remaja.
4.
Untuk
mengetahui pengertian perkembangan kognitif.
5.
Untuk
mengetahui pengertian
perkembangan psikososial.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Remaja
Menurut psikologi, remaja
adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa,
yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18
tahun hingga 22 tahun.Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat,
pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan
perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan
pinggang dan kumis, dan dalamnya suara.Pada perkembangan ini, pencapaian
kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak,
dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.
Dilihat dari bahasa inggris
"teenager", remaja artinya yakni manusia berusia belasan tahun.Dimana
usia tersebut merupakan perkembangan untuk menjadi dewasa. Oleh sebab ituorang tua dan
pendidik sebagai bagian masyarakat yang lebih
berpengalaman memiliki peranan penting dalam membantu perkembangan remaja
menuju kedewasaan.
Remaja juga berasal dari kata latin
"adolensence" yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah
adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock,
1992).Remaja memiliki tempat di antara anak-anak dan orang
tua karena sudah tidak termasuk golongan anak tetapi belum juga berada dalam
golongan dewasa atau tua.Seperti yang dikemukakan oleh Calon
(dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau
peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki
status anak.
Menurut Sri Rumini & Siti
Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa
dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek / fungsi untuk memasuki masa
dewasa.Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi
wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria.
Sedangkan menurut Zakiah Darajat
(1990: 23) remaja adalah: Masa peralihan di antara masa kanak-kanak dan dewasa.
Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya
maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik
bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang
dewasa yang telah matang. Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa
remaja (adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa
anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan
sosial-emosional.
B. Tugas Perkembangan Masa Remaja
Havigrust (dalam Muhammad Ali, 2008:
171) mendefinisikan tugas
perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar satu
periode tertentu dari kehidupan individu dan jika berhasil akan menimbulkan
fase bahagia dan membawa keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas
berikutnya. Akan tetapi kalau gagal akan menimbulkan rasa tidak bahagia dan
kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.
Tugas
perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meningkatkan sikap dan perilaku
kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan
berperilaku secara dewasa. Adapun tugas-tugas perkembangan remaja menurut
Hurlock (dalam Muhammad Ali, 2008 : 10) adalah :
1.
Mampu menerima keadaan fisiknya;
2.
Mampu menerima dan memahami peran
seks usia dewasa;
3.
Mampu membina hubungan baik dengan
anggota kelompok yang berlainan jenis;
4.
Mencapai kemandirian emosional;
5.
Mencapai kemandirian ekonomi;
6.
Mengembangkan konsep dan
keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai
anggota masyarakat;
7.
Memahami dan menginternalisasikan
nilai-nilai orang dewasa dan orang tua;
8.
Mengembangkan perilaku tanggung
jawab social yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa;
9.
Mempersiapkan diri untuk memasuki
perkawinan.
10. Memahami dan
mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.
C. Perkembangan Fisik Remaja
Perubahan yang paling dirasakan oleh remaja pertama
kali adalah perubahan fisik.Pada masa remaja ditandai dengan adanya pertumbuhan
fisik yang cepat, dan hal ini dipandang sebagai suatu hal yang penting sehingga
berdampak pula pada aspek psikologis.Tanda-tanda perubahan fisik dari masa
remaja terjadi dalam konteks pubertas, yang mana dalam konteks ini kematangan
oragan-oragan seks dan kemampuan reproduktif bertumbuh dengan cepat.
Menurut Zigler dan Sevenson (dalam
Desmita, 2008) secara garis besar perubahan fisik pada masa remaja dapat
dikelompokkan dalam dua kategori yaitu perubahan-perubahan yang berhubungan
dengan pertumbuhan fisik dan perubahan-perubahan yang berhubungan dengan
perkembangan karakteristik seksual. Beberapa dimensi perkembangan fisik pada
masa remaja akan diuraikan dalam ulasan berikut.
Perubahan tinggi dan
berat badan
Tinggi
rata-rata anak laki-laki dan perempuan pada usia 12 tahun adalah sekitar 59
atau 60 inci (± 150cm). Pada usia 18 tahun, tinggi rata-rata remaja laki-laki
adalah 69 inci, sedangkan tinggi rata-rata remaja perempuan hanya 64 inci.
Untuk anak perempuan tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada usia sekitar 11
atau 12 tahun dan 13 dan 14 tahun untuk anak laki-laki. Dalam tahun itu tinggi
kebanyakan anak perempuan bertambah sekitar 3 inci dan tinggi kebanyakan anak
lelaki bertambah lebih dari 4 inci (Zigler dan Sevenson, dalam Desmita, 2008).
Faktor yang menyebabkan
laki-laki rata-rata lebih tinggi dari perempuan adalah karena laki-laki memulai
pertumbuhan mereka dua tahun lebih lambat dibandingkan dengan anak-anak
perempuan.Dengan demikian anak laki-laki mengalami penambahan pertumbuhan
selama dua tahun pada masa anak-anak. Tinggi rata-rata anak perempuan terjadi
pada saat ia memulai masa percepatan pertumbuhan, yakni sekitar 54 atau 55
inci, secangkan bagi laki-laki sekitar 59 atau 60 inci. Karena penambahan
tinggi anak laki-laki dan perempuan selama masa remaja sekitar 9 atau 10 inci
maka perempuan pada akhirnya lebih pendek dibanding dengan rata-rata
laki-laki.(Seifert dan Hoffnung, dalam Desmita, 2008).
Pada masa
remaja, selain terjadi pertumbuhan terjadi juga pertambahan berat
badan.Pertambahan berat badan ini sekitar 13 kg untuk anak laki-laki dan 10 kg
bagi anak perempuan. Meskipun berat badan ikut bertambah seiring proses
pertumbuhan namun ia dapat lebih mudah dipengaruhi oleh beberapa faktor,
misalnya pola hidup, asupan nutrisi, diet dan latihan.
Perubahan Proporsi
Tubuh
Pertambahan
tinggi dan berat badan berhubungan juga dengan proporsi tubuh.Misalnya
bagian-bagian tubuh tertentu yang dulunya kecil saat masa anak-anak, pada masa
remaja berubah menjadi besar.Hal ini dapat dilihat dengan jelas pada
pertumbuhan tangan dan kaki, yang kadang tidak proporsional.
Perubahan lain dalam proporsi
tubuh juga terlihat pada perubahan ciri-ciri wajah, di mana wajah anak-anak
mulai menghilang. Terjadi perubahan struktur kerangka, pertumbuhan otot.Pertumbuhan
otot ini perkembang seiring dengan bertambahnya tinggi badan.Pertumbuhan otot
laki-laki lebih cepat karena mereka memiliki lebih banyak jaringan otot.
Kematangan Seksual
Kematangan
seksual terjadi dengan pesat pada awal masa remaja.Periode ini disebut masa
pubertas.Kematangan seksual sebagai suatu rangkaian perubahan fisik pada masa
remaja ditandai dengan perubahan ciri-ciri seks primer (primary sex
characteristics) dan ciri-ciri seks sekunder (secondary sex
characteristics).Tanda-tanda kematangan seksual remaja dapat diuraikan
sebagai berikut.
Perubahan ciri-ciri seks primer
Yang dimaksud
dengan ciri-ciri seks primer adalah ciri-ciri fisik yang secara langsung
menunjuk pada proses reproduksi yang khas membedakan laki-laki dan perempuan.
Dengan demikian antara laki-laki dan perempuan terdapat perbedaan ciri-ciri
seks primer.
Pada remaja
pria, perubahan ciri-ciri seks primer dapat dilihat pada pertumbuhan yang cepat
pada penis dan skrotum dan mengalami mimpi basah untuk pertama kalinya.Perubahan
ini sangat dipengaruhi oleh hormon perangsang yang diproduksi oleh kelenjar
bawah otak (pituitary gland).Hormon ini merangsang testis yang
terdapat pada skrotum sehingga testis menghasilkan hormon testosteron dan
androgen serta spermatozoa.Sperma yang diproduksi ini memungkinkan untuk
mengadakan reproduksi.
Pada remaja
wanita, perubahan ciri-ciri seks primer ditandai dengan menarche atau
munculnya periode menstruasi untuk pertama kalinya.Munculnya peristiwa
menstruasi sangat dipengaruhi oleh perkembangan indung telur (ovarium),
yang berfungsi memproduksi sel-sel telur (ovum) serta hormon estrogen
dan progesteron.Hormon progesteron bertugas mematangkan sel telur sehingga siap
untuk dibuahi.Sementara hormon estrogen berfungsi membantu pertumbuhan ciri kewanitaan
pada tubuh seseorang seperti pembesaran payudara dan pinggul serta mengatur
siklus haid.Ketika percepatan pertumbuhan mencapai puncaknya ciri-ciri seks
primer pada wanita meliputi ovarium, uterus, vagina, labia dan klitoris
mengalami perkembangan pesat.
Perubahan ciri-ciri seks sekunder
Ciri-ciri
seks sekunder merupakan tanda-tanda fisik yang tidak berhubungan secara
langsung dengan proses reproduksi namun manjadi penanda khas yang membedakan
seorang laki-laki dan perempuan; merupakan konsekuensi dari bekerjanya
hormon-gormon pria dan wanita. Pada anak lelaki, ciri-ciri seks sekunder yang
terjadi antara lain tumbuhnya kumis dan janggut, jakun, suara menjadi berat,
bahu dan dada melebar, tumbuh bulu di ketiak, dada, kaki, tangan dan daerah
kelamin serta otot-otot menjadi kuat. Pada anak perempuan tanda-tanda fisik ini
berupa payudara dan pinggul membesar, suara menjadi halus, tumbuh bulu di
ketiak dan sekitar kemaluan.
D. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif ialah perubahan kemampuan mental seperti
belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa.
Ada beberapa pendapat dalam mendeskripsikan
perkembangan kognitif, diantaranya adalah:
·
Menurut
pieget perkembangan kognitif seorang anak terjadi secara bertahap, lingkungan
tidak tidak dapat mempengaruhi perkembangan pengetahuan anak. Seorang anak
tidak dapat menerima pengetahuan secara langsung dan tidak bisa langsung
menggunakan pengetahuan tersebut, tetapi pengetahuan akan didapat secara
bertahap dengan cara belajar secara aktif dilingkungan sekolah.
·
Menurut
Vygotsky lebih menekankan pada konsep sosiokultural, yaitu konteks social
dan interaksi dengan orang lain dalam proses belajar anak. Vygotsky juga yakin
suatu pembelajaran tidak hanya terjadi saat disekolah atau dari guru saja,
tetapi suatu pembelajaran dapat terjadi saatsiswa bekerja menangani tugas-tugas
yang belum pernah dipelajari sekolah namun tugas-tugas itu bisa dikerjakannya dengan
baik.
Karakteristik Pemikiran Remaja
Karakteristik
pemikiran remaja berupa :
Perkembangan
kognitifsosial : remaja mengembangkan suatu egosentrisme khusus, remaja yakin bahwa
orangtua memperhatikan dirinya sebagaimana halnya dengan dirinya sendiri.
Rasa unik pribadi remaja membuat
mereka merasa bahwa tidak seorangpun dapat mengerti bagaimana perasaan mereka
sebenarnya.
Ada beberapa ciri pemikiran
praoperasional formal pada remaja :
Abstrak : mampu memunculkan kemungkinan-kemungkinan hipotesis
atau dalil-dalil dan penalaran yang benar-benar abstrak.
Idealis: Mulai berpikir tentang
ciri-ciri ideal bagi mereka sendiri, orang lain dan dunia, dan membandingkan
diri mereka dengan orang lain dan standar-standar ideal ini.
Logis: Mulai mampu mengembangkan
hipotesis atau dugaan terbaik akan jalan keluar suatu masalah, menyusun
rencana-rencana untuk memecahkan masalah-masalah dan menguji
pemecahan-pemecahan masalah secara sistematis.
Tahap dalam Perkembangan Kognitif
Remaja
Menurut
piaget perkembangan kognitif remaja terbagi dalam empat tahap, yaitu:
1.Tahap
sensorimotor (0-2 tahun)
Manusia
mengetahui dunia melalui aksi-aksinya terhadap lingkungannya, seperti menyedot,
meraih, mengikuti arah, dll.
2. Tahap
praoperasional (2-7 tahun)
Anak-anak
mengekploitasi kemampuan yang baru dicapainya serta mengembangkannya.
3. Tahap
operasi konkrit (7-11 tahun)
Anak-anak
mulai mampu menggunakan operasi-operasi berpikir karena anak telah mencapai
struktur-struktur logikmatematik.
4. Tahap operasi formal (11 tahun ke atas atau awal
remaja hingga dewasa)
Operasi-operasi
berpikir tidak lagi terbatas pada obyek-obyek konkrit, tetapi dapat pula pada
proposisi verbal dan kondisi hipotetik.
Perubahan Perkembangan Kognitif
Remaja
Ada 5 perubahan perkembangan kognitif anak remaja:
1.
Remaja sudah bisa melihat ke depan (future) ke hal-hal yang mungkin, termasuk terbatasannya
dalam memahami realita. atau sistem abstraksi, pendekatan dan penalaran yang
sistematis (logis-idealis), sampai ke berfikir hipotetis adalah berdampak pada
perilaku sosial, berperan dalam meningkatkan kemampuan membuat keputusan.
2.
Remaja mampu berfikir abstrak. Kemampuan ini berdampak dan dapat
diaplikasikan dalam proses penalaran dan berfikir logis.
3.
Remaja mulai berfikir lebih sering tentang berfikir.berfikir itu sendiri
biasa dikenal dengan istilah Metacognition, yaitu monitoring tentang aktivitas
kognitifnya sendiri selama proses berfikir, menjdkannya instrospektif,
terkait dengan adolescence egocentrism.
4.
Pemikirannya lebih multidimensional dibandingkan singular karena
mampu melihat dr berbagai perspektif dan lebih sensitif pada kata-kata
sarkastik, sindiran “double entendres”.
5.
Remaja mengerti hal-hal yang bersifat relatif, tidak selalu absolut dan
sering muncul saat remaja meragukan sesuatu dan ditandai dengan seringnya
berargumentasi dengan orang tua terutama tentang nilai-nilai moral.
E. Perkembangan Psikososial Remaja
1. Perkembangan
Psikososial Remaja Awal ( 10 – 14 Tahun )
a. Tahap Perkembangan
·
Cemas terhadap pemampilan Badan
/fisik
·
Perubahan Hormonal
·
Menyatakan kebebasan dan merasa
sebagai seorang individu, tidak hanya sebagai seorang anggota keluarga
·
Perilaku memberontak dan melawan
·
Kawan menjadi lebih penting
·
Perasaan memiliki terhadap teman
sebaya Anak Laki-laki : membentuk gang, kelompok, anak perempuan : mempunyai
sahabat.
·
Sangat menuntut keadilan, tapi
cenderung melihat sesuatu sebagai hitam putih serta dari sisi pandang mereka
sendiri
b. Dampak Terhadap Anak
·
Kesadaran diri meningkat (self
consciousness)
·
Pemarah, anak laki-laki yang tadinya
baik dapat menjadi lebih agresif,mungkin pula timbul jerawat baik pada anak
laki-laki maupun. Perempuan .Bereksprerimen dengan cara berpakaian, berbicara
dan cara penampilan dirim sebagai suatu usaha untuk mendapatkan identitas baru
·
Kasar
·
Menuntut memperoleh kebebasan
·
Ingin tampak sama dengan teman yaitu
dalam cara berpakaian, gaya rambut, mendengarkan musik dan lain-lain
·
Pengaruh teman dan orang–tua teman
menjadi sangat besar.
·
Remaja tidak mau berbeda dari teman
sebaya
·
Mungkin tampak tidak toleransi dan
sulit berkompromi, Mungkin pula timbul iri hati terhadap saudara kandung dan
seringkali ribut dengan mereka.
c. Efek Terhadap Orang-Tua
·
Orang-tua mungkin menganggap anak “
ter fokus pada dirinya “.
·
Orang tua mungkin menenmukan
kesulitan dalam hubungan dengan remaja
·
Orang tua merasa ditolak dan sulit
menerima keinginan anak yang berbeda dari mereka
·
Orang-tua perlu menangani anak
secara hati-hati, bila ingin mempertahankan hubung baik.
·
Orang–tua merasa tidak mudah membuat
keseimbangan antara “permisif “ dan” over protective “
·
Orang tua mungkin terganggu oleh
tuntutan finansial dan gaya hidup anak
·
Orang–tua merasa kurang enak karena
dikritik oleh anaknya sendiri. Kadang-kadang terjadi bentrok dengan peraturan
keluarga.
·
Orang tua harus meninjau sikapnya
untuk mengatasi perasaan “ tidak adil “
2.
Perkemabangan Psikososial Remaja Pertengahan ( 15 – 16 Tahun )
a. Tahap Perkembangan
·
Lebih mampu untuk berkompromi
·
Belajar berpikir secara independen
dan membuat keputusan sendiri
·
Terus menerus bereksperimen untuk
mendapatkan cira diri yang dirasakan nyaman bagi mareka
·
Merasa perlu mengumpulkan pengalaman
baru, mengujinya walaupun berisiko
·
Tidak lagi terfokus pada diri
sendiri
·
Membangun nilai/norma dan
mengembangkan moralitas
·
Mulai membutuhkan lebih banyak teman
dan rasa setia kawan
·
Mulai membina hubungan dengan lawan
jenis
·
Intelektual lebih berkembang dan
igni tahu tentang banyak hal. Mampu berpikir secara abstrak, mulai
berurusan dengan hipotesa
·
Berkembangnya ketrampilan
intelektual khusus misalnya, kemampuan matematika, bahasa dan ilmu pengetahuan
lainnya
·
Mengembangkan minat yang besar dalam
bidang seni dan olah raga seperti musik, seni lukis, tari, basket dan
lain-lain
·
Senang bertualangan, ingin berpegian
secara mandiri mengikuti kegiatan seperti memanjat tebing, naik gunung dan
lain-lain
b.
Dampak Terhadap Anak
·
Lebih tenang, sabar dan lebih
toleransi.
·
Dapat menerima pendapat orang lain,
meskipun berbeda dengan pendapatnya sendiri.
·
Menolak campur tangan orang tua
untuk mengendalikannya kurang dapat dipengaruhi dan teman tidak lagi
berpengaruh besar.
·
Baju , gaya rambut,Sikap dan
pendapat mereka sering berubah-ubah.
·
Mulai bereksperiman dengan rokok
, alkohol dan kadang-kadang Napza.
·
Lebih bersosialisasi dan tidak lagi
pemalu.
·
Mempertanyakan ide dan nilai/
norma yang diterima dari keluarga.
·
Ingin menghabiskan waktu lebih
banyak dengan teman dari pada dengan keluarga.
·
Mulai berpacaran ,tapi hubungan
belum serius.
·
Mulai mempertanyakan sesuatu
yang sebelumnya tak berkesan . Ingin mengikuti diskusi atau debat.
·
Mungkin tidak mendapat kesempatan
untuk mengembangkan ketrampilan ini.
·
Mungkin mengabaikan pekerjaan
sekolah karena adanya minat yang baru ini.
·
Remaja merasa dirinya mampu sehingga
mereka tidak mengikuti upaya penyelamatan diri yang dianjurkan.
c. Efek Terhadap Orang Tua
·
Orang –tua secara bertahap
merasakan semakin mudah berhubungan dengan anaknya.
·
Orang-tua harus untuk memberikan
kepercayaan kepada anak dan tidak terlalu mengendalikannya.
·
Oang-tua mungkin menanggapi sikap
remaja secara serius dan kuatir akan jadi menetap.
·
Cemas terhadap risiko ini sehingga
orang-tua cenderung membatasi dan menetapkan aturan.
·
Orang-tua melihat bahwa remaja siap
untuk membina hubungan dekat.
·
Dapat menjadi masalah bila remaja
menolak sikap yang mempunyai nilai tinggi bagi orang-tua.
·
Orang-tua cemas akan pengaruh teman.
·
Orang-tua cemas dan mungkin pula
terlalu ikut campur.
·
Orang tua mempunyai kesempatan untuk
lebih mengetahui anaknya.
·
Orang tua perlu menunggu sampai tahap
remaja pertengahan sebelum menyimpulkan tentang keampuan intelektual anak.
·
Orang tua perlu mengenali bahwa
anaknya memiliki kemampuan yang mungkin lebih dari dugaannya
3.
Perkembangan Psikososial Remaja Akhir
a. Tahap Perkembangan
·
Ideal
·
Terlibat dalam kehidupan, pekerjaan
dan hubungan diluar keluarga.
·
Harus belajar untuk mencapai
kemandirian baik dalam bidang finansial maupun emosional.
·
Lebih mampu membuat hubungan yang
stabil dengan lawan jenis.
·
Merasa sebagai orang dewasa
yang setara dengan anggota keluarga lainnya.
·
Hampir siap untuk menjadi
orang dewasa yang mandiri
b. Dampak Terhadap Anak
·
Cenderung menggeluti masalah
sosial/politik. Dapat pula menggeluti nilai-nilai keagamaan dan bahkan
pindah agama
·
Mulai belajar mengatasi stres yang
dihadapinya, mungkin lebih senang pergi dengan teman daripada berlibur dengan
keluarganya
·
Kecemasan dan ketidak pastian masa
depan dapat merusak harga diri dan keyakinan diri
·
Mempunyai pasangan yang lebih serius
dan banyak menghabiskan waktunya dengan mereka
·
Cenderung merasa pengalamannya
berbeda dengan orang-tuanya
·
Mungkin ingin meninggalkan rumah dan
hidup sendiri
c. Efek Terhadap Orang-Tua
·
Orang tua menjadi tegang dan distres
karena penolakan anak terhadap agama dan kepercayaannya sendiri
·
Keinginan orang-tua untuk melindungi
anaknya dapat menimbulkan bentrokan
·
Orang-tua mungkin masih memberikan
dukungan financial terhadap remaja yang secara emosional tidak lagi tergantung
kepada mereka, Hal ini dapat membuat hubungan menjadi tidak mudah
·
Orang-tua cenderung cemas terhadap
hubungan yang terlalu serius dan terlalu dini. mereka takut sekolah atau
pekerjaan akan terabaikan
·
Orang-tua mungkin berkecil hati
menghadapi keadaan ini. Orang-tua perlu menyesuaikan bila akhirnya anak
meninggalkan rumah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
-
Anak
remaja anda mungkin berbeda sedikit dari remaja lainnya. Setiap generasi
memiliki kadar motif, gaya hidup, harapan dan mimpi yang berbeda. Tapi
lingkungan sekolah dan pergaulan remaja sekarang sangatlah berbeda dari apa
yang remaja
dulu
alami.
-
Masa
remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak menuju masa
dewasa. Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan, baik fisik maupun
psikis.Perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik, dimana tubuh
berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai pula
orang dewasa.Pada periode ini pula remaja berubah secara kognitif dan mulai
mampu berfikir abstrak seperti orang dewasa.Pada periode ini pula remaja mulai
melepaskan diri secara emosional dari orang tua dalam rangka menjalankan peran
sosialnya yang baru sebagai orang dewasa.
Daftar Pustaka
Desmita. 2010. Psikologi
Perkembangan. Bandung : Rosdakarya.
Hurlock,
B. Elizabeth. 1993. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangg
Kartini Kartono. 1992. Psikologi
Wanita Jilid 2 :Mengenal Wanita sebagai Ibu da
Nenek.Bandung : CV Mandar Maju.
Kartono, K.
1979. Psikhologi Anak. Bandung :
Alumni
Syamsu Yususf, L.N. 2004.Psikologi Perkembangan
Anak dan Remaja. Bandung : Remaja Rosdakarya